Tumbuhan Brotowali
Brotowali yang dikenal sebagai tanaman obat ini berasal dari Asia
Tenggara. Wilayah penyebarannya di Asia Tenggara cukup luas, meliputi wilayah
Cina, Semenanjung Melayu, Filipina, dan Indonesia. Brotowali (Tinospora crispa, L.
Miers.) merupakan tanaman merambat dan tumbuh dengan baik di hutan terbuka atau
semak belukar di daerah tropis. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan
berbagai nama daerah, seperti andawali Sunda), antawali (Bali dan Nusa
Tenggara), dan bratawali, antawali, putrowali atau daun gedel (Jawa). Di daerah
lain, brotowali dikenal dengan nama putrawali atau daun gedel. Dalam bahasa
Inggris brotowali disebut bitter grape, dan dalam bahasa Cina dikienal
dengan nama sen jinteng. Rendaman batang brotowali dapat digunakan sebagai
penghambat pertumbuhanSalmonella typhi, hal ini disebabkan pada batangan
brotowali mengandung senyawa berberin yang secara farmakologi dapat bermamfaat
sebagai obat diare. Karena mempunyai sifat analgenik menyebabkan brotowali
dapat menghilangkan rasa sakit dan sifat antipiretikum yang berkhasiat dalam
menurunkan panas. Batang brotowali banyak digunakan untuk mengobati sakit perut
(diare) dan demam.
Brotowali mengandung senyawa kimia yang berkhasiat mengobati berbagai
penyakit, yaitu sakit perut, diare, demam, dan sakit kuning. Senyawa kimia ini
terdapat di seluruh bagian mulai dari akar, batang sampai daun, dalam senyawa
kimia yang terkandung dalam batang brotowali tersebut tercatat ada berbagai
efek farmakologi yang menjadi faktor penyebab berkhasiatnya batang brotowali
(Kresnady, 2003 : 3).
Morfologi Tumbuhan
Brotowali
Brotowali merupakan tumbuhan merambat dengan panjang mencapai 2,5 m atau
lebih, biasa tumbuh liar dihutan,ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar dan
biasanya ditanam sebagai tumbuhan obat. Batang sebesar jari kelingking,
berbintil- bintil rapat,dan rasanya pahit. Daun tunggal,bertangkai dan
berbentuk seperti jantung atau agak membundar, berujung lancip dengan panjang
7-12 cm dan lebar 5-10 cm. Bunga kecil, berwarna hijau muda atau putih
kehijauan. Brotowali menyebar merata hampir diseluruh wilayah Indonesia dan
beberapa negara lain di Asia Tenggara dan India. Brotowali tumbuh baik di hutan
terbuka atau semak belukar didaerah tropis. Cara perbanyakan tnaman ini sangat mudah
yaitu dengan stek batang.
Sistematika Tumbuhan
Brotowali
Dalam dunia ilmiah,brotowali diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledo
Ordo : Ranunculales
Famili : Menispermaceae
Genus : Tinospora
Species : Tinospora crispa(L.)MIERS.
Pemanfaatan Tumbuhan
Brotowali :
§ Bagian
Yang Dipakai : Batang.
§ Kegunaan :
1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.
2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.
3. Kencing manis.
§ Pemakaian : 10 - 15 gr , rebus , minum.
§ Pemakaian Luar : Air rebusan batang brotowali dipakai
untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.
§ CARA PEMAKAIAN :
1. Rheumatik :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring,
ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.
2. Demam kuning (icteric) :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 gelas
air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2 x 3/4
gelas.
3. Demam :
2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1
gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x 1/2
gelas.
4. Kencing manis :
1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 jari ± 6 cm
batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai
menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2 X 1 gelas.
5. Kudis (scabies) :
3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan ditumbuk
halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai untuk melumas kulit
yang terserang kudis. Sehari 2 x.
6. Luka :
Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x perhari.
Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar